🌱SIRD Seri ke-76: ESG di Indonesia: Dari Tren ke Implementasi Nyata Inovasi untuk Keberlanjutan

SIRD #76 ini, Socia Investment Roundtable Discussion berkolaborasi dengan Kompas Lestari untuk mendorong akselerasi ESG melalui Lestari Awards. Penghargaan ini akan mengangkat best practice perusahaan dalam mengimplementasikan komitmen ESG yang strategis. Serta mempromosikan inovasi terkait ESG dalam pengakuan lebih luas, termasuk di tingkat regional melalui Asia ESG Positive Impact Awards.

🌱SIRD Seri ke-75: Implementing IFRS S2 in Indonesia’s Energy Sector: Assess and Prepare for Reporting on Climate

Sektor energi memegang peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2023, konsumsi energi di sektor industri meningkat 13,1%, dengan batu bara mendominasi (56,9%) dibandingkan energi terbarukan (6,52%). Tanpa intervensi kebijakan, proyeksi Business as Usual (BaU) menunjukkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dapat mencapai 1.669 juta ton CO₂e pada 2030, bertentangan dengan target Net Zero Emission (NZE) 2060.

🔥SIRD Seri ke-71: Social Investment: 2024 Review and 2025 Outlook

Sesuai namanya, program PROPER mengandung filosofi yang mulia, mendorong perusahaan berperan aktif dalam pengelolaan lingkungan. Tujuannya tentu agar perlakuannya ke lingkungan menjadi proper, alias patut, layak, atau pantas.

Untuk menjadi benar-benar proper (baca: patut) ternyata banyak drama. Mulai di persiapan, implementasi, sampai komunikasi. Drama ini yang menimbulkan beragam interpretasi atau rasan dari perusahaan.

Keikutsertaan perusahaan yang harusnya wajib di PROPER menjadi terdistraksi dan tenggelam dengan pemahaman PROPER sebagai beban, peringkat jebakan, atau bahkan kulminasi dari semua pencapaian .

🔥SIRD Seri ke-70: Achieving the SDGs with Biodiversity: Regenerating Healthy Ecosystems and Supporting Food Security

Sesuai namanya, program PROPER mengandung filosofi yang mulia, mendorong perusahaan berperan aktif dalam pengelolaan lingkungan. Tujuannya tentu agar perlakuannya ke lingkungan menjadi proper, alias patut, layak, atau pantas.

Untuk menjadi benar-benar proper (baca: patut) ternyata banyak drama. Mulai di persiapan, implementasi, sampai komunikasi. Drama ini yang menimbulkan beragam interpretasi atau rasan dari perusahaan.

Keikutsertaan perusahaan yang harusnya wajib di PROPER menjadi terdistraksi dan tenggelam dengan pemahaman PROPER sebagai beban, peringkat jebakan, atau bahkan kulminasi dari semua pencapaian .