Materi Presentasi SIRD #67, Wet Wet Wet: How Companies Can Manage Mangroves, Rivers and Other Wetlands Sustainably

Buku ini memuat 77 entri yang menunjukkan keluasan wacana—dan sampai batas-batas tertentu, praktik—inovasi sosial sejak awal hingga sekarang. Terutama ditujukan untuk para akademisi dan peneliti, walaupun juga sangat bermanfaat untuk para praktisi.
Menunjukkan dengan jelas ke arah mana penelitian inovasi sosial perlu dilakukan di masa mendatang, juga praktik inovasi sosial yang diperlukan untuk memecahkan beragam tantangan besar yang dihadapi masyarakat.

Materi Presentasi SIRD #66, Social Innovation Matters: Creativity + Collaboration

Buku ini memuat 77 entri yang menunjukkan keluasan wacana—dan sampai batas-batas tertentu, praktik—inovasi sosial sejak awal hingga sekarang. Terutama ditujukan untuk para akademisi dan peneliti, walaupun juga sangat bermanfaat untuk para praktisi.
Menunjukkan dengan jelas ke arah mana penelitian inovasi sosial perlu dilakukan di masa mendatang, juga praktik inovasi sosial yang diperlukan untuk memecahkan beragam tantangan besar yang dihadapi masyarakat.

Pendapat Tentang Film : Resilience, Relinquishment, Restoration dan Reconciliation, Breaking Together: A Film about Collapse

Pagi ini saya menonton dokumenter Breaking Together: A Film about Collapse yang baru saja diluncurkan kemarin. Jem Bendell, tokoh sentral di dalamnya, adalah profesor kepemimpinan keberlanjutan yang saya kenal melalui buku suntingannya tentang kerjasama bisnis dan organisasi masyarakat sipil untuk mencapai keberlanjutan, Terms of Endearment, yang terbit di tahun 2000. Buku tersebut diikuti oleh beberapa karyanya yang lain, kebanyakan dalam tema yang terkait, setidaknya hingga persis satu dekade lampau.

Mengukur Kinerja Dampak Program dengan Metode SROI di Desa Tanggap Api

Desa Mendis dulunya merupakan wilayah yang berada pada lahan gambut dan di musim kemarau berisiko kebakaran lahan, di tengah persediaan air terbatas. Walaupun saat ini telah banyak lahan yang dibuka menjadi kebun masyarakat dan pemukiman, tetapi masih terdapat kurang lebih 1.500 hektar lahan rawan kebakaran. Disamping itu, Desa Mendis juga berbatasan dengan sebuah perusahaan hutan tanaman industri yang memiliki risiko kebakaran dan berpotensi apinya merambat ke wilayah Desa Mendis.