Komunikasi Efektif CSR dan Penguatan Reputasi Perusahaan
Social Investment Roundtable Discussion (SIRD) Series #36 bulan Juli 2022 ini hadir pada tanggal 15 lalu. Mengangkat tema “Komunikasi Efektif CSR dan Penguatan Reputasi Perusahaan”, diskusi menampilkan tiga pembicara yang berperan aktif dalam bidang komunikasi.
Sebagai narasumber yaitu Diarmila Sutedja – Independent Communications Consultant, Anton Rizki – ANJ Group, dan Centurion Chandratama Priyatna, Ph.D. – Universitas Padjadjaran.
Tidak jarang aktivitas Corporate Social Responsibility dilihat sebagian publik dengan sikap skeptis. Diperlukan komunikasi yang jitu agar inisiatif CSR memberikan kontribusi yang positif. Pada saat komunikasi CSR tidak efektif, biasanya ketika perusahaan menginformasikan kegiatan CSR minim manfaat, dampak dirasakan sesaat. Pemangku kepentingan menganggapnya sebagai kepura-puraan. Pada sesi ini para narasumber mendiskusikan mengenai mengapa komunikasi CSR perlu dioptimalkan, apa poin dan pesan penting dalam komunikasi CSR dan bagaimana strategi mengomunikasikan CSR yang efektif kepada stakeholders.
Bagaimana Mengomunikasikan CSR yang Efektif Kepada Stakeholders
Sesi pertama disampaikan oleh Diarmila Sutedja sebagai Independent Communications Consultant, yang membahas mengenai pentingnya mengkomunikasikan suatu program CSR secara efektif.
Diarmila melihat bahwa komunikasi CSR di perusahaan itu ada tiga faktor yang mempengaruhi apakah komunikasinya berjalan efektif atau tidak, yaitu faktor organisasi, faktor kapabilitas dan faktor materi & distribusi. Beberapa faktor yang berkaitan dengan komunikasi yang efektif tidak semata-mata semuanya hanya ada di tim humas atau tim komunikasi karena sebenarnya faktor-faktor yang mempengaruhi apakah komunikasi biasa itu bisa berjalan dengan efektif atau tidak itu ada pada faktor kapabilitas organisasinnya. Faktor ini masing-masing akan membuat atau menentukan dinamika bunyi masing-masing perusahaan karena akhirnya di setiap perusahaan tantangannya berbeda kondisinya. Berbeda kultur perusahaannya dan beda orang-oranya, ini semua akan meramu atau menjadi bagian dari bisa tidaknya sebuah komunikasi data berjalan dengan baik.
Presiden atau pimpinan tertinggi dan perusahaan itu juga akan menentukan efektivitas komunikasinya karena otomatis dengan adanya step-step yang terlalu panjang akhirnya akan terjadi filter-filter dengan sendirinya. Penyampaian dan distribusi komunikasinya supaya lebih berdampak untuk bercerita tentang kegiatan-kegiatan CSR yang bersifat humanis.
Best Practice Komunikasi Efektif CSR di ANJ Group
Anton Rizki dari PT Austindo Nusantara Jaya, Tbk (ANJ) membahas sesi kedua mengenai perlunya komunikasi CSR dari perusahaan. Karena hal tersebut merupakan sebuah bentuk akuntabilitas, transparansi, dapat membangun reputasi serta dapat mengedukasi masyarakat.
Kurangnya komunikasi akan menghilangkan potensi membangun reputasi, namun komunikasi yang terlalu banyak akan menyebabkan skeptisme pemangku kepentingan karena dianggap sebagai promosi diri yang berlebihan.
Identitas perusahaan sangat penting untuk dibangun lalu diekspresikan melalui image, publikasi lain atau komunikasi, tetapi harus dimulai dari identitas yang jelas dari perusahaan itu sendiri. Sebagai studi kasus, ANJ membangun identitas “Elevating the lives of people and nature”, bahwa ANJ menerapkan praktik-praktik bisnis yang baik yang selalu memikirkan dampak bagi kepentingan umat manusia dan alam secara umum termasuk di dalamnya tata kelola perusahaan tumbuh dan berkembang secara bertanggungjawab.
Anton memberikan kesimpulan mengenai bagaimana memberikan komunikasi CSR yang efektif, yaitu:
- Lakukan dulu, bicarakan setelahnya,
- Pikirkan dengan matang, kenali risikonya,
- Harus autentik, sejalan dengan corporate identity
- Jangan berlebihan, jangan promosi
- Bicarakan kondisi seadanya, dan berimbang
- Gunakan pesan rasional, dengan fakta dan angka
- Jaga relevansi, ketahui ekspektasi pemangku kepentingan
- Jangan lupa komunikasi internal, sebelum ke eksternal
Persfektif Komunikasi CSR dari Sisi Akademisi
Sesi ketiga mengenai sudut pandang komunikasi CSR dari sisi akademisi, di sini Centurion yang merupakan Dosen dan Ketua Prodi Public Relations Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan berpengalaman dalam bidang komunikasi perusahaan.
Centurion menyampaikan bahwa sebelum melakukan komunikasi CSR, kita harus tahu dulu bagaimana komunikasi yang efektif. Yaitu komunikasi yang pesannya sampai kepada audiens yang kita tuju. Ketika kita di dalam sebuah organisasi, sebelum mengkomunikasikan ke eksternal, kita kuatkan dulu komunikasi di internal organisasi tersebut. Sehingga komunikasi ke eksternal pun akan lebih kuat nantinya.
Saat mempersiapkan untuk berkomunikasi, harus diketahui dulu siapa saja audiens yang kita tuju. Setelah kita tahu lebih banyak tentang mereka, kita dapat menemukan cara untuk memotivasi mereka untuk mendengarkan apa yang akan kita komunikasikan. Setelah kita tahu audiens dan cara mengkomunikasikannya, kita tinggal pilih media penyampaiannya, dengan media konvensional atau digital.
Sesi terakhir ditutup dengan tanya jawab, banyak peserta yang antusias untuk bertanya melalui kolom chat. Namun karena keterbatasan waktu, jadi untuk masing-masing narasumber hanya menjawab tiga penanya terpilih saja. Saking antusiasnya, sampai-sampai ada beberapa peserta yang selalu mengikuti SIRD di tiap seriesnya.
Bagi rekan-rekan yang ingin mengunduh materi presentasinya, dapat mengunjungi link berikut:
Nantikan acara SIRD selanjutnya yang akan diinformasiken kembali pada menu agenda di website ini.
Tinggalkan Balasan