JAKARTA – Pilar Sosial (S) dalam Environmental, Social, and Governance (ESG) menuntut kinerja yang terukur, bukan sekadar kepatuhan (compliance). Berangkat dari urgensi ini, inFUSE by Neyen bekerja sama dengan Social Investment Indonesia (SII) sukses menyelenggarakan workshop teknis bertajuk “Practical Approaches to Social Performance and Stakeholder Governance” pada hari Kamis, 9 Oktober 2025.
Acara ini ditandai dengan energi yang luar biasa (great energy) dan berlangsung dalam suasana diskusi yang sangat vibrant di We-work Revenue Tower, Lantai 25. Dihadiri oleh sekitar 30 peserta dari berbagai latar belakang, workshop ini menampilkan Bapak Jalal, Chairperson of the Advisory Board Social Investment Indonesia (SII), sebagai narasumber utama.
Jalal memandu peserta dalam membangun kerangka kerja Tata Kelola Pemangku Kepentingan, mengukur Kinerja Sosial melampaui CSR, dan mitigasi risiko untuk mengamankan Izin Sosial untuk Beroperasi (SLO). Diskusi ini secara mendalam mengeksplorasi bagaimana dimensi Sosial dari ESG mendorong dampak bisnis yang nyata (real business impact), mulai dari kesejahteraan karyawan (employee well-being) hingga keterlibatan pemangku kepentingan (stakeholder engagement). Peserta menunjukkan antusiasme tinggi untuk berbagi pengalaman dan menjajaki cara-cara membawa konsep ESG ke dalam organisasi mereka masing-masing.
Kepatuhan Regulasi dan Tantangan Discretionary Fund

Menanggapi pertanyaan dari peserta BAPPEDA JABAR, Jalal menjelaskan bahwa kepatuhan perusahaan terhadap regulasi daerah tidak bisa ditawar. Namun, ia mengkritisi alokasi dana CSR di mana permintaan discretionary fund (dana kebijakan) seringkali melonjak hingga 80%, padahal idealnya hanya 15%. Kondisi ini membuat anggaran program keberlanjutan esensial terpotong drastis, menyebabkan program tidak berjalan efektif. “Siapapun yang mengurusi CSR dan Sustainability siap-siap untuk dihimpit dari kanan-kiri, karena posisi kita di tengah,” ujarnya.
Koperasi sebagai Level Tertinggi Social Enterprise
Diskusi semakin kaya dengan hadirnya founder dari Koperasi Nasional Kinarya yang fokus pada Gen Z. Jalal menegaskan, “Koperasi adalah level tertinggi sistem perusahaan karena ia berfungsi sebagai social enterprise.” Menurutnya, konsep koperasi Bung Hatta merupakan ide yang brilian, meskipun implementasinya di Indonesia banyak yang tidak optimal, dan mengajak peserta untuk mengkaji kembali sistem koperasi yang sebenarnya.
Mengintegrasikan Marketing dan CSR

Mengenai penggabungan marketing dengan program CSR, Bapak Jalal merekomendasikan untuk merujuk pada ISO 26000, di mana banyak standar kepatuhan CSR dapat dijadikan pedoman marketing dengan nilai sosial. Beliau mencontohkan konsep Social Marketing seperti kampanye cuci tangan Lifebuoy atau sikat gigi Pepsodent. Meskipun tidak berhubungan langsung dengan penjualan, branding sosial ini dapat berpengaruh positif pada penjualan perusahaan.
Penutup: Nilai Perusahaan Berkelanjutan sebagai Keharusan Bisnis

Mengakhiri workshop, Bapak Jalal menegaskan bahwa integrasi Pilar Sosial (S) dalam ESG adalah mandat bisnis untuk ketahanan korporat jangka panjang dan optimalisasi nilai pemangku kepentingan.
Kriteria ESG kini diakui secara universal sebagai masukan krusial untuk keputusan investasi, pembiayaan, dan strategi korporat, bergeser dari isu niche menjadi keharusan bisnis inti. Tujuan fundamental dari integrasi ini adalah mencapai Nilai Perusahaan Bersama dan Berkelanjutan (Shared and Sustainable Enterprise Value), dengan pengakuan bahwa profitabilitas jangka panjang bergantung pada pengelolaan modal sosial, lingkungan, dan tata kelola yang sukses. Dalam konteks ini, Tata Kelola (G) berfungsi sebagai mekanisme inti untuk melaksanakan strategi ESG secara keseluruhan. Keberhasilan dalam mengelola risiko dan peluang sosial secara material akan menghasilkan ketahanan operasional yang lebih baik, mengurangi risiko negatif, dan secara berkelanjutan mempertahankan Izin Sosial untuk Beroperasi (SLO) yang vital. Perusahaan yang menanamkan ESG ke dalam strategi akan menunjukkan transparansi, memperkuat kepercayaan dengan pemangku kepentingan, dan menarik modal jangka panjang yang diperlukan untuk pertumbuhan berkelanjutan.
🌿 Nantikan acara kami selanjutnya! Untuk detail lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi: https://www.instagram.com/socialinvestment_id/
[RCI]

