Dalam upaya mendukung percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, Yayasan Social Investment Indonesia (SII) bersama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menyelenggarakan workshop Pencegahan Stunting Terintegrasi Berbasis Komunitas pada 26 Februari 2025. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama strategis antara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan PT Pelindo dalam menghadapi isu stunting yang masih menjadi prioritas nasional.
Deputi V Bidang Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi pentahelix dalam mencapai target intervensi spesifik maupun sensitif guna menanggulangi stunting. Beliau menekankan bahwa sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media menjadi kunci utama dalam membangun solusi berkelanjutan untuk permasalahan stunting di Indonesia.
Komitmen yang sama disampaikan oleh Bayu Widyafrasta, Manajer Perencanaan dan Pengelolaan Program TJSL PT Pelindo, yang menegaskan bahwa PT Pelindo siap mendukung upaya pencegahan stunting melalui penguatan sistem penanganan berbasis pemberdayaan masyarakat. Implementasi program ini akan dimulai di Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang sebagai model intervensi berbasis komunitas.
Workshop ini menghadirkan pemaparan materi dari berbagai pihak, termasuk Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Dinas Kesehatan Kota Kupang, dan Social Investment Indonesia. Materi yang disampaikan mencakup strategi penanganan stunting berbasis keluarga, pemenuhan gizi seimbang, serta hasil asesmen kondisi stunting di wilayah sasaran. Ketiga narasumber sepakat bahwa program ini memiliki peran strategis dalam pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan sejalan dengan Asta Cita ke-4 Presiden yang menitikberatkan pada pengembangan SDM unggul.
Dalam sesi diskusi multi sektor, disampaikan perkembangan strategi nasional percepatan pencegahan dan penurunan stunting tahun 2025-2029. Data tren prevalensi stunting menunjukkan target penurunan dari 21,5% pada 2024 menjadi 18,8% di tahun 2025, dengan fokus intervensi kepada kelompok prioritas seperti calon pengantin berisiko, ibu hamil, dan ibu dengan anak usia di bawah dua tahun.
Selain itu, pemahaman masyarakat terkait pencegahan stunting masih perlu ditingkatkan, mengingat intervensi yang dilakukan masih cenderung berorientasi pada penanganan anak stunting, bukan pencegahan sejak dini. Dalam kesempatan ini juga dibahas pentingnya kolaborasi antar sektor dan lembaga dalam memastikan intervensi yang lebih konvergen, holistik, dan berbasis keluarga.
Sebagai penutup, Kepala Perwakilan BKKBN NTT, Dr. Faizal Fahmi, M.Kes, memberikan apresiasi atas dukungan yang telah diberikan oleh PT Pelindo dan Social Investment Indonesia. Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus bersinergi dalam mendukung pemerintah dalam penurunan angka stunting, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rangkaian kegiatan diakhiri dengan penyerahan plakat antara PT Pelindo dan BKKBN Provinsi NTT sebagai simbol komitmen bersama dalam upaya pencegahan stunting.
Dengan adanya inisiatif ini, Social Investment Indonesia berharap dapat terus berperan aktif dalam menciptakan ekosistem pencegahan stunting yang berkelanjutan, berbasis komunitas, dan berdampak nyata bagi generasi masa depan.