Gambaran Program
Program Ekowisata Mangrove Labuhan merupakan program pemberdayaan masyarakat berbasis konservasi lingkungan pesisir yang dirintis oleh PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore semenjak tahun 2013. Program ekowisata Labuhan yang ada saat ini merupakan hasil integrasi dua lokasi konservasi yakni kawasan konservasi di sisi timur yang berkembang menjadi lokasi wisata “Taman Pendidikan Mangrove” yang berada di Dusun Labuhan dan sisi barat yang berkembang menjadi lokasi wisata ”Taman Wisata Laut” yang berada di Dusun Masaran Desa Labuhan.
Program Ekowisata mangrove dilatarbelakangi oleh beberapa hal, pertama adanya kerusakan eksosistem mangrove yang parah di pesisir Desa Labuhan akibat penebangan dan pemburuan pohon mangrove oleh masyarakat sekitar. Kedua, rusaknya eksosistem mangrove seluas 10,8 Ha sehingga menjadikan Desa Labuhan menjadi salah satu dari lima desa dengan tingkat kerusakan mangrove yang parah. Ketiga, ada areal mangrove seluas 17,5 Ha yang dinilai dalam kondisi yang kritis. Kondisi ini menjadikan Desa Labuhan termasuk salah satu desa di delapan kecamatan kabupaten Bangkalan yang mengalami abrasi pantai.
Sesuai dengan namanya, taman pendidikan mangrove labuhan ini lebih berfokus kepada aktivitas untuk memberikan edukasi kepada pengunjung mengenai pohon mangrove, cemara dan banyak hal lainnya. Hal lain yang bisa dipelajari yakni membuat herbarium, pembibitan dan adopsi cemara laut, jelajah hutan mangrove, mengenal flora dan fauna seperti burung, reptil, serangga, dan ikan. Semenjak tahun 2018 terjadi penurunan kunjungan wisata taman pendidikan mangrove karena terjadinya dinamika di dalam kelompok, hingga terjadinya penutupan lokasi TPM.
Potensi Pengembangan Program
Pengembangan taman pendidikan mangrove menumbuhkan dan mengembangkan usaha-usaha ekonomi masyarakat sekitar, usaha-usaha yang tumbuh sebagai dampak adanya taman pendidikan mangrove yakni tumbuhnya usaha homestay yang diperuntukkan bagi wisatawan, khususnya para peneliti flora dan fauna yang berkembang dilokasi konservasi mangrove.
Tumbuhnya usaha catering masyarakat, usaha catering ini tumbuh dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan pelajar dan mahasiwa yang melaksanakan kegiatan green camping, peneliti maupun memenuhi permintaan tamu kunjungan wisata. Tumbuhnya pedagang/warung yang berjualan didalam maupun disekitar lokasi taman pendidikan mangrove sebanyak 9 warung. Selain itu, berkembang juga usaha – usaha dengan memanfaatkan potensi lahan yang ada yakni usaha budidaya pepaya Calina, usaha budidaya kepiting soka, dan usaha pembibitan mangrove.
Selain potensi-potensi ekonomi yang berkembang di atas, keberadaan taman pendidikan mangrove dan taman wisata laut memberikan manfaat yang lain, diantara menyediakan pekerjaan baru parah buruh migran menjadi tenaga parkir dilokasi wisata, bekerja membuat atau memperbaiki sarana dan prasarana pendukung taman wisata, misalnya pembangunan jalur tracking, pembangunan MCK, pembangunan saung, pembangunan gazebo, dll. Membaiknya ekosistem mangrove meningkatkan hasil tanggapan kepiting nelayan, dan masyarakat Desa Labuhan dapat menikmati taman wisata secara gratis.
Hasil Pengukuran dengan Metode SROI yang dilakukan SII
Dalam perhitungan SROI, ada 2 komponen yang akan dihitung, yaitu komponen investasi (input) dan komponen dampak (outcome). Komponen input meliputi sumberdaya yang dimanfaatkan agar proses kegiatan berjalan dengan baik. Oleh karena itu dalam komponen input ini memasukkan kontribusi para pihak yang terlibat program, baik PHE WMO maupun pihak lain. Bentuk kontribusi ini dapat berupa dana (cash) maupun dalam bentuk barang (natura), tenaga ataupun kontribusi waktu yang secara sengaja dicurahkan untuk pelaksanaan proses program. Hal ini misalnya adanya swadaya atau partisipasi warga dalam pelaksanaan suatu kegiatan baik dalam bentuk dana tunai, kontribusi konsumsi, ataupun kontribusi tenaga yang secara material signifikan memengaruhi proses, maka kesemuanya harus diperhitungkan dalam komponen input.
Adapun komponen dampak, meliputi seluruh akibat yang dimunculkan oleh program, baik dampak positif maupun dampak negatif. Penelusuran dampak dan kejadian-kejadiannya dilakukan bersama dengan para pemangku kepentingan seperti anggota kelompok yang terlibat dalam program.